TUGAS PENGANTAR ILMU PETERNAKAN
Pertanyaan :
1.
Apa pentingnya mempelajari tekhnologi peternakan ?
Jawab:
Latar belakang pentingnya mempelajari manajemen kesehatan
dan kesejahteraan ternak, adalah:
1.
Efisiensi produksi dan ekonomi.
2.
Permintaan pasar (konsumen) akan produk peternakan yang
memiliki sifat ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal).
Dan juga,
Pembangunan sub sektor peternakan mengalami
perubahan-perubahan mendasar karena dihadapkan pada 3 (tiga) tuntutan yaitu
1.
Pemanfaatan teknologi peternakan yang semakin meningkat oleh
karena tuntutan efisiensi dan standarisasi serta berkembangnya industrialisasi;
2.
Tuntutan kualitas produk peternakan dan keamanan konsumen
sebagai akibat tuntutan kualitas hidup dan kehidupan yang semakin meningkat;
3.
Tuntutan sistem informasi yang lebih handal antara lain
untuk keperluan “market intelegence”, sistem informasi pasar dan harga,
peramalan wabah penyakit, tingkat produksi dan penyakit hewan sebagai akibat
pembangunan yang semakin komplek dan kompetitif.
2.
Jelaskan apa kegunaan tekhnologi peternakan dalam bidang
peternakan ?
Jawab:
Permasalahan yang dihadapi dalam
bidang peternakan di Indonesia antara lain adalah:
masih rendahnya produktifitas dan
mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di
Indonesia masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit,
penggunaan teknologi dan keterampilan peternak relatif masih rendah.
Penerapan teknologi Transfer Embrio
(TE) atau alih janin merupakan alternatif untuk meningkatkan populasi dan mutu
genetik sapi secara cepat. Teknologi TE pada sapi merupakan generasi kedua
bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB). Pada prinsipnya teknik
TE adalah rekayasa fungsi alat reproduksi sapi betina unggul dengan hormon
superovulasi sehingga diperoleh ovulasi sel telur dalam jumlah besar. Sel telur
hasil superovulasi ini akan dibuahi oleh spermatozoa unggul melalui teknik IB
sehingga terbentuk embrio yang unggul. Embrio yang diperoleh dari ternak sapi
donor, dikoleksi dan dievaluasi, kemudian ditransfer ke induk sapi resipien
sampai terjadi kelahiran.
Manfaat dan Keunggulan Teknologi
Transfer Embrio:
Teknologi IB telah diterapkan di
Indonesia sejak tahun 1953 untuk meningkatkan populasi ternak sapi. Dalam usaha
mempercepat peningkatan populasi dan mutu genetik sapi, maka perlu dicari
metode lain yang lebih baik dan lebih cepat untuk mendukung tujuan penerapan
teknologi IB.
TE merupakan teknologi alternatif
yang sedang dikembangkan dalam usaha meningkatkan mutu genetik dan populasi
ternak sapi di Indonesia.
Adapun Manfaat teknologi transfer
embrio adalah:
1.
Meningkatkan mutu genetik ternak.
2.
Mempercepat peningkatan populasi
ternak.
3.
Berpotensi mencegah berjangkitnya
penyakit hewan menular yang ditularkan lewat saluran kelamin.
4.
Mempercepat pengenalan material
genetik baru lewat ekspor embrio beku.
3.
Berikan contoh biotekhnologi dalam bidang peternakan ?
Jawab:
Contoh Bioteknologi Bidang Peternakan
- Penerapan bioteknologi konvensional juga terjadi pada
peningkatan produksi di bidang peternakan:
Sejak dahulu, manusia telah
berusaha mengawinkan hewan-hewan ternak untuk memperoleh bibit unggul.
Para peternak menyadari pentingnya bibit unggul untuk
meningkatkan produksi daging, telur, dan susu yang berkualitas.
Contoh penerapan tekhnologi dalam
bidang peternakan:
1)
Inseminasi Buatan
Salah satu teknik yang dikembangkan
adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan adalah suatu cara untuk
memasukkan mani (sperma atau semen) dari ternak jantan ke alat kelamin
ternak betina. Sebelumnya, semen yang didapat dari ternak jantan dicairkan
dan diproses terlebih dahulu. Untuk memasukkan semen ke dalam alat kelamin
ternak betina menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination
gun. Tujuan dilakukannya inseminasi buatan adalah untuk
meningkatkan angka kelahiran ternak yang umumnya bergantung musim kawin.
Dengan demikian, jarak kelahiran ternak dapat diatur. Selain itu, dengan
adanya inseminasi buatan dapat memperbaiki kualitas ternak,
mengoptimalkan penggunaan bibit unggul, dan mencegah penularan atau
penyebaran penyakit ternak.
2)
Fertilisasi Invitro
Kebutuhan
manusia akan produk ternak semakin meningkat. Contohnya, kebutuhan
masyarakat terhadap daging dan susu sapi. Hal tersebut ditandai oleh
pemerintah yang masih mengimpor daging dan susu sapi. Teknik
perbanyakan ternak yang unggul mulai dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Selain dengan teknik inseminasi buatan, perbanyakan ternak
unggul dapat dilakukan dengan fertilisasi in vitro. Pada fertilisasi
in vitro, embrio dapat dihasilkan di luar uterus induk betina. Sifat dan
jumlah embrio dapat diatur. Setelah embrio terbentuk, kemudian embrio
tersebut ditanam (diimplantasikan) dalam uterus milik betina dari spesies
yang sama untuk membantu mempercepat peningkatan populasi ternak yang
unggul. Embrio sebelum diimplantasikan dapat disimpan dalam jangka waktu
tertentu pada nitrogen cair bersuhu –196°C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar